ORGANISASI PERS
AUDITIF DAN AUDIO VISUAL
Organisasi pers
auditif dan audiovisual pada prinsipnya
hamper sama dengan organisasi pers visual (persuratkabaran atau
majalah), yaitu pejabat utamanya terdiri dari kepala stasiun atau General
Manejer sebagai pimpinan utama atau Direktur Utama. Kepala siaran setara dengan pimpinan redaksi
, Kepala Bagian Usaha Setara Dengan Pemimpin Perusahaan Dan Kepala Bagian
Mekanik. Adapun perbedaan nama itu menunjukkan adanya modifikasa tugas dan
kewajibannya, sesuai dengan tuntunan
sifat dan fungsi medium yang di gunakannya. Pada organisasi pers
auditif, yang menggunakan medium radio, kepala siarannya membawahi seksi
pemberitaan (news director), seksi
programa (program director), dan seksi operator (music director). Sedangkan
Kepala Bagian Usaha membawahi Seksi
Penjualan (Sales Manajer) dan Seksi
Akanting (Accounting) . Bagian Mekanik serupa dengan Bagian Mekanik pada
organisasi persuratkabaran, yaitu bertugas
menyediakan dan mengurus segala peralatan dan perlengkapan yang di perlukan untuk kegiatan memproduksi
sajiannya. Bedanya di sini, sajian perfisual adalah muatan surat kabar (produk
julnalistik yang hanya bias di baca saja) sedangkan sajian pers auditif adalah
muatan radio (produk jurnalistik yang hanya bias di dengar saja). Dalam hal ini
naskah siaran dipersiapkan dalam bentuk sctrip , di mana penyajiannya
melibatkan kerja penyiar bersama operator. Seluruh sajian disampaikan secara
auditif.
Demikian pula
dalam organisasi pers audio visual, dibedakan dari kedua organisasi terdahulu
(visual dan auditif) pada perlengkapan Seksi Programa. Naskah siarannya
dipersiapkan dalam bentuk script tayangan yang bersifat scenario gambar hidup
sebagai mata tayangan siarannya. Dalam hal ini script dimaksud mencakup
perilaku orang-orang dan suasana sekitarnya yang terlibat dalam tayangan yang
ditampilkannya. Seperti perilaku (kegiatan) penyiar, peristiwa yang
diberitakannya (liputan / rekaman peristiwannya dan latar belakang music maupun
suasana pada saat peristiwa itu terjadi. Script tersebut merupakan scenario
penyampaian laporan terjadinya suatu peristiwa yang akan ditayangkan dalam
bentuk gambar hidup yang di buat dengan menggunakan teknik-ternik
sinemotografi. Dengan demikian sewlain melibatkan para petugas redaksi(pemberitaan),
juga mengikutsertakan operator, juru kamera film (video cameramen, pembaca
naskah (penyiar), dan sutradara. Maka siaran (tayangannya pun ) bias didengar
dan dilihat sebagaimana kejadian peristiwannya.
FUNGSI
PERS DALAM MASYARAKAT
Dalam media komunikasi pers
berfungsi menyalurkan dan memperlancar sampainya pesan komunikasi kepada
komunikan atau khalayak. Memperlancar dalam arti mempermudah penerima khalayak,
baik dari segi pengertiannya maupun perolehannya. Karenanya, dalam hal ini,
pers berfungsi sebagai jembatan komunikasi yang mau dan mampu menerjemakan
pesan komunikasi yang dimaksud komunikator kedalam pesan komunikasi yang bias
dipahami komunikannya. Penerapannya dalam kehidupan masyarakat, pers membawa
fungsi informative kehidupan, sebagai alat kehidupan sehari-hari, sebagai
penghibur, sebagai alat untuk mempertahankan prestise social, dan sebagai
penghubung dalam pengertian untuk mempertahankan kehidupan dimana ukuran moral
terus berkembang.
Adapun fungsi penerangan dari pers
menurut Hout bukanlah penerangn dalam arti sempit, namun lebih luas lagi serta
cenderung dapat disebut informasi. Namun demikian, pengertian informasi bias
juga mencakup pemberitaan. Pengertian penerangan yang dimaksud Hout tersebut
rupanya lebih dekat pada pemberian keterangan atau tambahan gambaran mengenai
peristiwa-peristiwa umum yang mutlak perlu diketahui umum.
Kedudukan pers sebagai pemberi
penerangan, oleh Lieevegoed dalam kuliah umumnya di Universitas Laiden pada 1931, dibagi
menjadi empat macam pekerjaan (Rochady ,1970:7). Pertama, dinamakan sebagai
karya mendidik. Kedua, sebagai karya penghubung. Pers dengan keseimbangannya
bergerak kearah tujuannya yang menciptakan lalu lintas informasi hingga
terjalinlah jaringan-jaringan penghubung antar manusia. Karya pers yang ketiga
adalah membantu membentuk pendapat umum. Sedangkan karya pers yang keempat
adalah sebagai control. Fungsi pers selanjutnya adalah memberikan komentar atas
peristiwa yang disiarkan media massanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar