Jumat, 22 November 2013

ORGANISASI PERS AUDITIF DAN AUDIO VISUAL


ORGANISASI PERS AUDITIF DAN AUDIO VISUAL

Organisasi pers auditif dan audiovisual pada prinsipnya  hamper sama dengan organisasi pers visual (persuratkabaran atau majalah), yaitu pejabat utamanya terdiri dari kepala stasiun atau General Manejer  sebagai pimpinan utama  atau Direktur Utama.  Kepala siaran setara dengan pimpinan redaksi , Kepala Bagian Usaha Setara Dengan Pemimpin Perusahaan Dan Kepala Bagian Mekanik. Adapun perbedaan nama itu menunjukkan adanya modifikasa tugas dan kewajibannya, sesuai dengan tuntunan  sifat dan fungsi medium yang di gunakannya. Pada organisasi pers auditif, yang menggunakan medium radio, kepala siarannya membawahi seksi pemberitaan  (news director), seksi programa (program director), dan seksi operator (music director). Sedangkan Kepala Bagian Usaha  membawahi Seksi Penjualan  (Sales Manajer) dan Seksi Akanting (Accounting) . Bagian Mekanik serupa dengan Bagian Mekanik pada organisasi persuratkabaran, yaitu bertugas  menyediakan dan mengurus segala peralatan dan perlengkapan yang  di perlukan untuk kegiatan memproduksi sajiannya. Bedanya di sini, sajian perfisual adalah muatan surat kabar (produk julnalistik yang hanya bias di baca saja) sedangkan sajian pers auditif adalah muatan radio (produk jurnalistik yang hanya bias di dengar saja). Dalam hal ini naskah siaran dipersiapkan dalam bentuk sctrip , di mana penyajiannya melibatkan kerja penyiar bersama operator. Seluruh sajian disampaikan secara auditif.
Demikian pula dalam organisasi pers audio visual, dibedakan dari kedua organisasi terdahulu (visual dan auditif) pada perlengkapan Seksi Programa. Naskah siarannya dipersiapkan dalam bentuk script tayangan yang bersifat scenario gambar hidup sebagai mata tayangan siarannya. Dalam hal ini script dimaksud mencakup perilaku orang-orang dan suasana sekitarnya yang terlibat dalam tayangan yang ditampilkannya. Seperti perilaku (kegiatan) penyiar, peristiwa yang diberitakannya (liputan / rekaman peristiwannya dan latar belakang music maupun suasana pada saat peristiwa itu terjadi. Script tersebut merupakan scenario penyampaian laporan terjadinya suatu peristiwa yang akan ditayangkan dalam bentuk gambar hidup yang di buat dengan menggunakan teknik-ternik sinemotografi. Dengan demikian sewlain melibatkan para petugas redaksi(pemberitaan), juga mengikutsertakan operator, juru kamera film (video cameramen, pembaca naskah (penyiar), dan sutradara. Maka siaran (tayangannya pun ) bias didengar dan dilihat sebagaimana kejadian peristiwannya.

FUNGSI PERS DALAM MASYARAKAT
Dalam media komunikasi pers berfungsi menyalurkan dan memperlancar sampainya pesan komunikasi kepada komunikan atau khalayak. Memperlancar dalam arti mempermudah penerima khalayak, baik dari segi pengertiannya maupun perolehannya. Karenanya, dalam hal ini, pers berfungsi sebagai jembatan komunikasi yang mau dan mampu menerjemakan pesan komunikasi yang dimaksud komunikator kedalam pesan komunikasi yang bias dipahami komunikannya. Penerapannya dalam kehidupan masyarakat, pers membawa fungsi informative kehidupan, sebagai alat kehidupan sehari-hari, sebagai penghibur, sebagai alat untuk mempertahankan prestise social, dan sebagai penghubung dalam pengertian untuk mempertahankan kehidupan dimana ukuran moral terus berkembang.
Adapun fungsi penerangan dari pers menurut Hout bukanlah penerangn dalam arti sempit, namun lebih luas lagi serta cenderung dapat disebut informasi. Namun demikian, pengertian informasi bias juga mencakup pemberitaan. Pengertian penerangan yang dimaksud Hout tersebut rupanya lebih dekat pada pemberian keterangan atau tambahan gambaran mengenai peristiwa-peristiwa umum yang mutlak perlu diketahui umum.
Kedudukan pers sebagai pemberi penerangan, oleh Lieevegoed dalam kuliah umumnya  di Universitas Laiden pada 1931, dibagi menjadi empat macam pekerjaan (Rochady ,1970:7). Pertama, dinamakan sebagai karya mendidik. Kedua, sebagai karya penghubung. Pers dengan keseimbangannya bergerak kearah tujuannya yang menciptakan lalu lintas informasi hingga terjalinlah jaringan-jaringan penghubung antar manusia. Karya pers yang ketiga adalah membantu membentuk pendapat umum. Sedangkan karya pers yang keempat adalah sebagai control. Fungsi pers selanjutnya adalah memberikan komentar atas peristiwa yang disiarkan media massanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar