Jumat, 22 November 2013

PEMBELAJARAN KOOMPERATIF

 NAMA: SYAM SURIAWATI
STAMBUK: A1D111087

PEMBELAJARAN KOOMPERATIF


A.    Model Pembelajaram koomperatif
Model pembelajaran koomperatif merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan setiap tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Model pembelajaran koomperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar koomperatif kontruktif. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vigostky yaitu penekanan pada hakikat sosio cultural dan pembelajaran vigostky yakni bahwa fase mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan atau kerjasama antara individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan atau kerjasama antara individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap dalam individu tersebut.
Model pembelajaran koomperatif sangat berbeda dengan model pengajaran langsung. Disamping itu model pembelajaran koomperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran koomperatif juga efektif umtuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Disamping itu pembelajaran koomperatif juga dapat memberikan keuntungan bagi siswa kelompok bawah maupun kelompok atas agar dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, dalam proses terutorial ini siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena member pelayanan sebagai tutor memberikan memberikan pemikiran lebih dalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat didalam materi tersebut. Tujuan penting lain dari pembelajaran koomperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kalaborasi. Dalam pembelajaran koomperatif tidak hanya mempelajari materi saja. Namun siswa juga harus mempelejari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan khusus ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas.
Keterampilan koomperatif tingkat awal meliputi:
a)    Menggunakan kesempatan
b)    Menghargai kontribusi
c)    Mengambil giliran dan berbagai tugas
d)    Berada dalam kelompok
e)    Berada dalam tugas
f)    Mendorong partisipasi
g)    Mengundang orang lain untuk bicara
h)    Menyelesaikan tugas pada waktunya
i)    Menghormati perbedaan individu
Keterampilan koomperatif tingkat menengah meliputi:
a)    Menunjukan penghargaan dan simpati
b)    Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang bias diterima
c)    Mendengarkan dengan aktif
d)    Bertanya
e)    Membuat ringkasan
f)    Menafsirkan
g)    Mengatur dan mengorganisir
h)    Menerima, tanggung jawab
i)    Mengurangi ketegangan
Keterampilan koomperatif tingkat mahir meliputi
a)    Mengelaborasi
b)    Memeriksa dengan cermat
c)    Menanyakan kebenaran
d)    Menetapkan tujuan
e)    Berkompromi tingkah laku mengajar
Terdapat enam langka utama atau tahapan didalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran koomperatif , pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotifasi siswa belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan dari pada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokan kedalam kelompok belajar. Tahap ini diikuti oleh bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran koomperatif meliputi presentase hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan member penghargaan terhadap usaha-usaha kelompk maupun individu.

B.    Pembelajaran Berbasisi Masalah
Ciri-ciri pembelajaran berbasisiskan masalah ialah sebagai berikut:
a)    Guru harus menerapkan pengajaran yang menitikberatkan pada siswa suatu kerangka dukungan untuk memperkaya inkuiri dan pertumbuhan intelektual siswa
b)    Peran guru dalam pembelajaran berbasiskan masalah adalah menyodorkan masalah-masalah otentik, memfasilitasi penyelidikan siswa dan mendukung pembelajaran siswa
c)    Guru harus mencitakan lingkungan kelas yang mendukung agar terjadi pertukaran pengembangan ide secara terbuka, tulus dan jujur
d)    Meskipun sukit tetapi keterampilan berpikir tingkat tinggi tetap harus diajarkan
e)    Ciri khas pembelajaran berdasarkan masalah yaitu:
    Mengajukan pertanyaan atau masalah
    Berfokus pada interdisiplin
    Penyelidikan otentik
    Menghasilkan karya nyata dan memamerkan
    Kalaborasi
Hasil belajar utama siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah yaitu sebagai berikut:
a)    Keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah
b)    Mendapatkan perilaku-perilaku peran orang dewasa
c)    Menjadi siswa mandiri atau siswa otonom
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah adalah seperti dibawah ini:
a)    Perencanaan dalam pembelajaran berdasarkan masalah memiliki peran yang sangat penting dan memerlukan upaya yang lebih banyak
b)    Guru harus menetapkan terlebih dahulu tujuan umum dan khusus pembelajaran kemudian menyampaikannya kepada siswa
c)    Pembelajaran berdasarkan masalah didasarkan pada premis bahwa situasi masalah yang mengundang pertanyaan dan belum terdefenisikan dengan jelas akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan diharapkan melibatkan mereka dalam inkuiri
d)    Situasi masalah yang dipilih hendaklah otentik, terdefenisikan secara longgar, bermakna dan selaras dengan tingkat intelektual siswa dan menguntungkan bagi kelompok
e)    Siswa harus dilatih agar menjadi peneliti aktif dan terampil menggunakan berbagai metode pengumpulan informasi
f)    Penyelidikan sebaiknya dilakukan secara pribadi, berpasangan atau kelompok
g)    Guru harus merespon positif semua ide siswa dan selalu memantau pengembangan hipotesis mereka.
Pembelajaran berdasarkan masalah: suatu pemikiran final, karena dengan pembelajaran berdasarkan masalah maka pembelajaran bisa cepat maju sebagai berikut:
a)    Model pembelajaran berdasarkan masalah memberikan alternative pembelajaran yang sangat memberikan harapan bagi peningkatan kualitas pendidikan
b)    Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah juga sangat banyak, meliputi spectrum yang luas sehingga perlu perhatian dan kontribusi semua pihak agar terlaksana dengan baik.
Pengajaran berbasis masalah bercirikan: siswa bekerja sama satu sama lain. Bekerja sama memberikan motivasi dan secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas yang kompleks dam memperbanyak peluang berbagi inkuiri, dialog dan mengembangkan keterampilan sosial dan berpikir.
Model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Nurhadi (2004) memiliki lima tahapan utama, yaitu:  orientasi siswa terhadap masalh, mengorganisasikan siswa dalam belajar, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya , beranalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Bruce & bruce (dalam suryanti dkk) menyatakan bahwa model inkuiri adalah sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas proses belajar dan perilaku. Inkuiri adalah suatu cara mengajar bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap dan pengetahuan berpikir rasional.

C.    Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara untuk mencari solusi untuk memecehkan permasalahan disekolah seperti bagaimana meningkatakan kualitas peserta didik. Adapun beberapa factor yang dapat diselidiki yaitu:
a)    Aktivitas siswa dalam prosese pembelajaran
b)    Konsep-konsepsi siswa terhadap pembelajaran
c)    Hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning).
       
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar